MUH : IKHWAN. K
Mengingat sebuah film yang
dirilis pada 15 April 2010 yang disutradarai
oleh Dedy Mizwar yang berjudul Alangkah Lucunya Negeri ini membuatQ kadang tersenyum dan kadang
emosi. Film ini mengangkat kenyataan sosial yang terjadi di Indonesia,
menceritakan sekaligus mengajarkan tentang bagaimana pentingnya pendidikan.
Beerbicara tentang pentingnya
pendidikan kita semua pasti sudah tahu bahwa betapa pentingnya hal tersebut. Pendidikan
merupakan kebutuhan primer atau kebutuhan yang harus di penuhi
Pendidikan,kemampuan,pengetahuan (KNOWLADGE) merupakan modal yang harus kita
miliki untuk hidup di zaman yang serba sulit ini.
Bila kita lihat di negara-negara
maju seperti yunani, inggris dan australia, bagaimana negara tersebut sebelum
menjadi negara maju, proses menuju menjadi negara maju, yang dilakukan negara
tersebut adalah menaikan bidang pendidikan sebagai sektor yang paling utama
untuk dibangun, contohnya pertama yang dilakukan adalah pembangunan-pembangunan
sekolah dari jenjang dasar hingga tinggi, sampai usaha sekolah gratis untuk
rakyatnya. Dengan adanya pendidikan yang begitu berkualitasnya di negara-negara
tersebut, membuat rakyat mempunyai kesadaran yang tinggi untuk kemajuan
bangsanya, itu adalah awal dari kemajuan negara-negara tersebut. Bagaimaan
dengan Negara kita…??
Kita sebagai warga negara Indonesia
tidak menuntut seperti itu di negara kita sebab melihat kondisi pendidikan
masih jauh perlu pembenahan di berbagai bidang pendidikan. Sekalipun demikian
realitanya, bukan berarti kita hanya berpangku tangan saja dan menonton
berharap dari negara lain yang akhirnya di era free trade ini kita tidak lagi
mampu maju untuk memberdayakan diri agar layak bersaing dan layak jual. Kita
boleh bermimpi tapi hati-hati jangan menjadi pemimpi.
Secara ruang lingkup yang sempit di
kawasan Negara kita sendiri masih ada yang tertinggal, tidak mampu baca dan
tulis. Hal ini merupakan suatu kekhawatiran yang sangat sulit untuk diberantas
jika kita masih berkutat pada pemahaman yang primitif atau sedikit lebih maju
namun sekedar tekhnis saja.
Saat ini kita ditantang untuk
belajar dan belajar sebab semakin kita tahu justru semakin banyak yang kita
tidak tahu. Perkembangan bukan hitungan hari tetapi sudah bertolak ukur dengan
hitungan detik. Dari waktu detik ke detik berikutnya sudah menghasilkan
berbagai daya kreasi penemuan-penemuan di berbagai bidang. Mengingat hal itu,
maka mari kita memanfaatkan kesempatan yang tersedia, bukan kesempatan yang
memanfaatkan kita. Sebab saat ini telah dinyatakan dalam prakteknya bahwa
manusia adalah subyeknya dan kualitasnya adalah kunci, bukan soal kuantitas
lagi.
Demikian sebuah artikel yang bisa
saya persembahkan, semoga bermanfaat bagi para pembaca,,,
salam pendidikan..
salam pendidikan..
SUMBER
UUD 1945
Artikel pendidikan sebagai
kebutuhan primer, di kases dari
YAKUSA