Minggu, 08 Juli 2012

solusi dari kombinasi hati dan logika

0 komentar

Hati dan Logika boleh punya jalan masing-masing. Jatuh cinta boleh disertai tindakan-tindakan konyol, atau ditutup-tutupi dengan beragam teori untuk meredakan gemuruh di hati. Keduanya boleh berada di dua kamar yang berbeda. Kini daku tak mau bersusah-susah mengumpulkan mereka di sisi yang sama.
Tuan Sam dari negeri para penulis boleh berprinsip, sebaik-baiknya penulis ialah penulis yang sanggup memadu hati dan logikanya dan mentransfer isi keduanya menjadi tulisan yang bernas dan menggugah perasaan. Tapi, sepucuk surat cinta yang isinya ungkapan hati semata ternyata bisa membawa sejoli ke pelaminan. Atau kebijakan pemerintah yang sama sekali tak ada hubungannya dengan isi hati, ternyata tetap dijalankan, meski dengan resiko rakyat semakin melarat.

Daku tak meminta Hati dan Logika untuk terus-menerus berjalan beriringan. Kadang ketika mereka berada di persimpangan hingga daku membuat keputusan “simalakama”, daku tak menyesal jika harus mendahulukan salah satu dari keduanya. Dan sebagai lelaki, daku akui, seringnya daku pilih kasih dan memenangkan Hati jika keduanya sedang bertengkar di dalam diri. Toh, Logika tidak lantas marah-marah. “Kau boleh pilih dia, tapi Logika dari orang sebelahmu jangan kau abaikan,” begitu saja Logika pasti berkata.
Bukan hidup yang terlalu berengsek yang membuat daku sempat memaksakan keduanya berada dalam bingkai foto yang sama. Kini mereka boleh punya bingkainya masing-masing, dengan pilihan model atau warna yang berbeda. Itu bukanlah masalah besar bagi daku sekarang ini. Terkadang, perbedaanlah yang membuat kita bersatu, karena kita butuh pelengkap. Jadi, kalau Hati sudah mulai tak masuk akal dan berjalan tak menentu, daku akan melepaskan Logika dari kandangnya. Ia pasti menyegerakan untuk menunjukkan pada Hati jalan mana yang benar. Begitu juga, ketika Logika sedang berlaku buas, akan kukeluarkan Hati dari kotak mungil berwarna merah muda, dan Hati akan membujuk Logika untuk tidak terlalu ganas.
Bagaimana dengan hati dan logikamu, kawan? 
 By. Ikhwan Insan CIta

Leave a Reply

Cari Blog Ini

Labels